Puisitentang wisata. Tetap jaga Indonesia kita doakan selalu Negara kita pemimpin-pemimpin kita agar Indonesia kembali menjadi Negara yang semua orang harapkan karena Indonesia amanah dari para pejuang tanah air terdahulu. Sungai kecil jauh mengalir. Inilah Desa Indonesia Negeriku. Ketakutan akan kematian semakin merambah.
Anugrahkanpetunjuk dan tuntunan-Mu. Kepada bangsa Indonesia. Agar senantiasa berada dijalan kebenaran. Jalan yang menuju kesejahteraan. Jalan yang menuju ketentraman. Ya Tuhanku yang maha bijaksana. Anugrahkanlah berkah dan perlindungannmu. Kepada negeri kami negerri republik Indonesia. Agar senantiasa subur makmur.
TentangAbdi Negara💥 PUISI. Indonesia merdeka mencapai angka ke-76. Masih dengan pemimpin negara yang sama. Banyak kaum muda yang tumbuh sebagai Abdi Negara. namun masih terlalu cuek dan santai.
Vay Tiền Nhanh. Untuk pemimpin negeri adalah cerita puisi harapan untuk seorang pemimpin negara dirangkai dengan kata kata amanat kepada pimpinan dalam bentuk puisi untuk pemimpin cerita puisi untuk pemimpin dalam bait puisi yang diterbitkan blog berkas puisi, apakah berkisah seperti puisi tentang pemimpin masa depan atau puisi kritikan pemimpin ataukah tentang puisi untuk pemimpin untuk pemimpin negeri yang diterbitkan bisa dijadikan sebagai contoh puisi pemimpin sejati, dan untuk lebih jelasnya disimak saja puisi indonesia dibawah dengan judul puisi untuk seorang pemimpin.PUISI UNTUK PEMIMPIN NEGERI Oleh Bambang PPagi dibangunkan bukan dengan mentari Ramai mata terbuka melihat kabar negeri Suci tak terlihat di atap angkasa Melainkan pekat debu terhirup seakan bersatu dengan bumi Meski menyapa sudah tak bisa lagi Pesan dari sesama menjadi se urat Mendengar guncangan para rakyatSuatu saat di waktu yang terlihat Mereka bukan lagi mailaikat Bukan pula seperti penghianat Hanya saja ada surat berisikan amanatDebu seakan tak tersapukan Pilu sekan tak pernah terlupakan Hanya saja ini pesan dari rakyat Semoga kau bisa jalankan amanatKita sama tak elok bila terus menghujat Kita se tanah jumpa pun seperti panah Menusuk di bagian bagian jantung Sampai terlihat oleh yang maha ini adalah negri pratiwi mengharumnya lebih dari pun pemimpin ini Jujurlah dan lihatlah jangan di lukai kembali.
Ada beragam cara yang dapat dilakukan untuk membakar semangkat bela negara, salah satunya adalah melalui puisi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik, dan bait. Keindahan puisi yang ditulis dengan sepenuh hati mampu membuat pembaca larut dalam maknanya. Puisi dengan tema bela negara biasanya mengandung unsur nasionalisme dan cinta tanah air. Ragam Puisi Bela Negara Puisi bela negara bertujuan untuk membangkitkan semangat para pembaca agar tetap mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Berikut contoh puisi bela negara, yang dikutp dari buku Antalogi Puisi Kemerdekaan 2021 oleh Komunitas Muda Bersejarah. 1. Bela Negara Oleh Dilla Hardina Agustiani Kobar semangat terus membara Menyulut asa tuk bela negara Berkorban jiwa serta raga Usir penjajah dari tanah air kita Ratusan nyawa pahlawan telah melayang Mereka dengan gagah berani berperang Menebas ketidakadilan walau penuh rintang Agar tak ada lagi rakyat yang terkekang 17 Agustus kita telah merdeka Perjuangan para pahlawan tak sia-sia Terluka parah bahkan hilang nyawa pun rela Demi melihat generasinya hidup damai sentosa 2. Di Bawah Kibaran Merah Putih Aku Tersimpuh Oleh M. Taufiq Di bawah kibaran merah putih bayangnya berdansa dengan pasir yang kupijak menekuk, meliuk, menggelora Aku tersimpuh di bawah naungan merah putih yang enggan turun, enggan layu setelah lama badai menghujamnya Mencari pijakan, aku harus bangkit menepis debu yang menggelayutiku menebalkan lagi tapak kakiku ini waktuku berdiri! Tak lagi aku lengah, takkan ini tanah bukan tanah tanpa darah ia terhampar bukan tanpa tangis terserak cecer tiap partikel mesiu di sana Jika pada patahan waktu yang lalu aku bersembunyi, berkarung pada lipatan detik ini, aku bukanlah kemarin aku adalah detik ini, aku akan menjadi esok Aku terhuyung memegang erat tiang merah putih aku memanjat asa, memupuk tekad Indonesia, pegang genggam beraniku! 3. Apa Kata Bung Hatta Oleh Hati Nurahayu Banyak kata untuk negeri Terjujur dari jiwa yang murni Indonesia ada selalu di hati Terucap pesan yang terpatri Persatuan satu harus miliki Jangan pudar karena dari para pembenci Memecah belah negeri Karena ingin kita dikuliti Jatuh bangunnya negeri Ingatlah selalu tertanam di diri Bersatu padu selalu ada di jiwa kami Penjajah pemecah belah takut kekuatan ini 4. Tanyaku Sederhana Oleh Muhammad Sifak Almurtadho Aku adalah seribu tahun lalu Mencoba melawan semua kalah dan luka untuk kubawa pergi Merenggut semua kalimat asa untuk merdeka Angkasa surya menopang semua deru ombak derita Ringkus habis semuanya! Tanpa ada orang yang tersisa Semua tulisan-tulisan dari penyair terkenal ini Adalah bukti nyata Kalau dulu negara ini menelan jutaan jiwa Sampai merdeka! Saat ini, negara ini dijajah mati oleh pribumi sendiri Bukannya benar pertanyaanku? Sudahi semua pertikaian ini, atau merdeka dua kali? Ringkus peristiwa! Kita merdeka karena kita berbeda! 5. Terbanglah Indonesia Oleh Rayhandi Terbanglah Indonesia Terbang ke langit bebas Gapai bintang hingga jauh melambung Tunjukkan pada dunia merah putihmu Terbanglah Indonesia Takkan ada yang bisa mengikatmu Juga mengurungmu Kita bukan jangkrik di dalam kotak Kita bebas merdeka Terbanglah indonesia Terbanglah kemana kau ingin terbang Lihatlah kemana kau ingin lihat Cintailah apa yang kau ingini Kebebasan bersandar di raga kita Karena kita merdeka Terbanglah Indonesia Dunia harus tahu Indonesia bangsa yang hebat Bangsa yang menghargai perdamaian Tapi bukan berarti bisa diam jika kebebasan kita di renggut Takkan kita biarkan hak kita di injak-injak Terbanglah Indonesia Di ujung samudera kedamaian kita memuncak Berdiri di atas gunung Kita jaga laut kita-kita jaga bumi kita Takkan kita biarkan Indonesia hancur kembali Karena Indonesia sudah merdeka di tahun empat lima 6. Prajurit Jaga Malam Oleh Chairil Anwar. Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu? Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras, bermata tajam Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya kepastian ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini Aku suka pada mereka yang berani hidup Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu… Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu! 7. Zamrud Khatulistiwa Oleh Nurul Lathifah. Dimulai dengan langkah satu pasti Terucap sejuta ikrar dan janji Dari kami putera puteri bangsa Bersatu lebur dalam Bhineka Tunggal Ika Menjunjung tinggi moral, undang-undang, dan Pancasila Zamrud Khatulistiwa, itulah namamu Kau ciptakan satu tumpuan jejak para pahlawan Kau agunkan satu kemerdekaan dan perdamaian Di bawah naungan sang merah putih Kibarkan kearifanmu wahai zamrud khatulistiwa Menyongsong masa depan dengan warna merahmu Tentramkan naluri dunia dengan warna putihmu Dalam singgasana langit Dan perdamaian bumi pertiwi Terpangku sejuta napas terakhir Sebagai pesan para pahlawan "Tetaplah setia kepada Indonesia" Abadikan cintanya dalam ruang gelap gulita Demi misi satu Indonesia merdeka Tercipta dalam lingkup realita Bahwa sang merah putih, telah kembali bangkit bahwa sang zamrud khatulistiwa Masih menjadi paru-paru dunia Rekam senyum anak Indonesia harumkan nama bangsa di mata dunia Tunjukkan kepada dunia Bahwa zamrud khatulistiwa, bukan sekadar nama! 8. Pemuda Pahlawan Oleh Riky Fernandes. Gelagat keharuan tercium bagai bangkai kecoa yang mulai hancur. Waktumu tidak banyak di atas fana. Rapatkan jari-jemarimu agar sampai menuju menara Bulatkan tekadmu untuk melawan arus kebencian setiap manusia-manusia itu. Kukuhkan dua kakimu sampai ke kepala. Tarik tali pelontar kain merah putihmu. Usah kau sujud di atas tanah itu. Tancapkan saja tiang semangatmu setinggi mungkin. Senyummu kian memanis dengan topi jerami berwarna gelap. Dan saat itulah kau akan tahu betapa sulitnya hidup. Dengan hias keringat tanpa peduli hari telah mencapai senja. 9. Harapan Remaja Indonesia Oleh Mentista Kusumawati. Tiga setengah abad kita dijajah Dirundung kegelisahan dan ketakutan Saat itu jangankan untuk sekolah Bergerak pun kita tak mampu Kini saatnya… bangkit Tuk melanjutkan segala kemerdekaan yang pernah terukir dulu Dengan menggali potensi dan budaya Di dalam negeri ini yang masih terpendam Demi tanah air kami Demi Indonesia kami Mestinya mata kami semakin lelah Usia kami habis dimakan waktu Demi negeri kami Kami rela mati untuknya Demi bunda tercinta Kan kami junjung nama harum Di mana pun kami menginjakkan Kaki di muka bumi ini Dan selama itu jantung kami Putra, Putri bangsa masih berdetak Darah dalam diri kami masih mengalir Kami kan tetap sekuat tenaga Hingga tetes darah penghabisan 10. Kembalikan Indonesia Oleh Ghita Novita Sari. Detik ini Tak pernah melepaskan syair-syair Indonesia Dari para sang pemuja Konon, kala Indonesia memancarkan eksotisme Sudah tak asing keramahan dan kesantunan tapi tengoklah saat ini emosi sangat cepat mengebom Hei… jemari mereka mengusir paru-paru kami habis membotak Maafkan kami alam… Kau selalu tersakiti Burung-burung menawan, terjamah pelor dari bedilnya Ikan-ikan mempesona, tergenangi air racun jingga Pohon-pohon ramah, merata ke bumi. Kami anak cucu Indonesia Akan membangun raksasa yang terlelap Menjaga kesatuan sanak-sanak kami Menjamin para koruptor membangkai di rumahnya Menjulangkan pepohonan kembali Kelak…. Bapak… Tuntun kami ke ujung tiang tertinggi Bersama… Pulangkan Indonesia yang lalu Sejajarkan Indonesia seperti mereka Apakah milikku? Yang tergenggam hanya petuah kecil Indonesia para penyair Dan setumpuk rahmat sang pelukis Indonesiaku.
Di bawan ini kumpulan pantun setia pada negara. Jika adik pergi ke pasar,Bawa bersama bakul sayur,Konsep utama satu Malaysia,Mengutamakan rakyat merentasi penat jalan di taman,Menghirup udara terasa nyaman,Tujuan utama satu Malaysia,Perkongsian nikmat secara yang indahnya suasana,Menjadi pilihan semua hidupan,Tidak mengenepikan pembangunan bumiputera,Rakyat dan negara mencapai terbit terjadinya siang,Buat kerja jangan khilaf,Kejayaan Malaysia namanya terbilang,Mencapai kejayaan yang sungguh anak dara,Tangan berkerja sungguh tangkas,Rahsia menjadi pemajmukkan negara,Rukun Negara menjadi mawar untuk si gadis,Menjadi pengikat bujang dara,Rukun Negara menjadi teras,Begitu juga Perlembagaan naik berdiri tegak,Memberi hormat pada bendera,Rakyat Malaysia mempunyai hak,Tanggungjawab kepada kemajuan sungguh kambing-kambing,Berkumpul bersama di pohon rending,Terdapat lapan nilai utama,Yang utama hidupkan malam gerai dibuka,Menjadi tumpuan gerai laksa,Nilai yang perlu satu Malaysia,Ketabahan, rendah hati adalah sungguh menanam bunga,Bunga ditanam bunga kekwa,Nilai yang pasti satu Malaysia,Kesetiaan kepada raja dan bertatih tepian dulang,Semasa meniti berhati-hati,Pegangan utama rakyat cemerlang,Pentingkan pendidikan dan sungguh suasana malam,Senyap sunyi aman terasa,Transformasi pengurusan Hal Ehwal Islam,Meneraju gagasan satu kecil berteriak suka,Riang bermain jongkang kongket,Pegerakan utama satu Malaysia,Menstruktur semula perpaduan Cina main tanglung,Anak Melayu turut menumpang,Cita rasa rakyat Malaysia,Sejajar Perlembagaan Persekutuan dan Rukun lentok bunga lalang,Ditiup angin sepoi-sepoi bahasa,Malaysia menuju segenap bidang,Disegani oleh seluruh ke Kuala Lumpur,ambil gambar Tugu Negara,Kita berdiri kita berfikir,Bertindak sebagai bangsa berdua naik sampan,Sampan di kayuh menuju muara,Layani dan penuhi segala keperluan,Tanpa mengira kaum dan keladi di timpa hujan,Air jatuh ke tanah senang,Pemimpin melayani kehendak dan keperluan,Setiap etnik merak menari-nari,Sebagai tanda menyambut datang,Wakil rakyat bertindak melepasi,Sempadan kaum di dahan meloncat-loncat,Melihat perahu telah karam,Satu Malaysia harmonikan rakyat,Tanpa mengubah identity RAKYAT MENGANGKAT INSTUSI RAJABerbudi bahasa berhemah tinggi,Baginda bertitah rakyat dengari;Semua jemputan baginda hadiri,Asalkan rakyat rasa selalu mencemar Duli,Menziarahi rakyat bantuan diberi;Rakyat gembira tiada terperi,Kebaikan baginda lekat di dan rakyat berpisah tiada,Masalah rakyat dikongsi bersama;Rakyat mengangkat Institusi Diraja,Raja dan rakyat rasa Raja selalu menyeru,Inginkan rakyat bersatu padu;Buat keputusan tidak terburu,Asalkan rakyat terus percaya rancangan kerajaan,Mampu dinikmati segenap lapisan;Rakyat bersatu dalam perpaduan,Negara makmur dalam dan rakyat amat rapat,Ke mana pergi rakyat diingat;Perbelanjaan dibuat penuh cermat,Tuanku datang disambut Baginda tersergam indah,Apabila bertitah penuh bermadah;Kuasa yang tinggi tiada diendah,Bersama rakyat tetap baginda dalam istana,Rakyat diundang pergi ke sana;Raja kami yang bijaksana,Ikatan Raja dan rakyat terus rakyat sama dikongsi,Raja dan rakyat tiadalah sangsi;Ikatan terus jadi serasi,Tercipta nostalgia untuk Tuanku negara maju,Pemerintahan Tuanku terus dipacu;Warkah dihantar Tuanku dituju,Mendoakan Tuanku terus di kesayangan ayahanda dan bonda,Cemerlang negara amat sukacita;Raja dan rakyat berpisah tiada,Bijaksana memerintah negara Kesultanan patut dihayati,Dipelajari oleh generasi terkini;Personaliti Raja amat dikagumi,Ke mana pergi tetap dikarang untuk tatapan istimewa semua Raja dan rakyat;Semua Raja sentiasa di hati rakyat,Memerintah adil dan saksama demi rakyat,Ampun Tuanku! Daulat Tuanku! Tuanku sentiasa di hati Tuanku,Daulat Tuanku,Sembah patik harap merafak sembah, izinkan patik mengabadikan,Karya karangan patik untuk tatapanrakyat Malaysia percaya karya patik dapat mencetuskan rasa cintayang amat mendalam kepada Institusi Diraja dan secaratidak langsung rakyat Malaysia akan mempertahankanInstitusi Diraja walaupun ke titisan darah patik harap bicara patik doakan moga Tuanku sekeluargadirahmati Allah di dunia jua di Ya Rabbal A' RUKUN NEGARABaju kebaya kain bercorak,Cantik memikat si gadis desa;Rukun Negara lima tertegak,Penyatu rakyat berbilang bulan indah cahaya,Bintang berseri menjadi teman;Percaya Tuhan tunjang agama,Hidup harmoni dalam warna bunga cempaka,Harum sungguh pohonnya tinggi;Taat raja setia Negara,Lambang teguh jati pandangan jadi lukisan,Indah rupa Bandar Hilir;Perlembagaan jadi rujukan,Tentu kira urus rendang pohon nan satu,Dahannya rendah tunjang berakar;Undang-undang membatas laku,Menghukum salah menegak di taman merah menyala,Buang durinya gubah jambangan;Adab sopan juga susila,Setiap masa jadi SETIA KASIHDelima merah di balik daun, Buah berangan di kebun mama, Dengan Bismillah memulakan pantun, Buat renungan kita bersama. Buah berangan di dalam raga, Bunga cengkihdi rumpun padi, Buat renungan tuan yang mulia, Tanda kasih setia berbakti. Sambal peria si pucuk geti, Untuk santapan duduk semeja, Tanda setia kepada pertiwi, Sanggup berkorban apa sahaja. Sekapur sirih dubuat bekal, Pinang seulas diatas peti, Anyaman kasih hamparan ambal, Buat mengalas penghargaan kami. Bunga dipuja setiap ketika, Amat indah si mawar putih, Negara Malaysia tanah pusaka, Tempat mencurah taat dan kasih. Amat indah paginya suria, Seisi dunia rasa terpaku, Tempat mencurah taat setia, Itulah dia tanah airku. Minta mukun diberi mukun, Mukun ada bunga selasih, Minta pantun kuberi pantun, Pantun tanda setia kasih. Mukun ada bunga selasih, Bunga kemboja di tapak tangan, Pantun tanda setia kasih, Budaya bangsa zaman berzaman. Pokok Palah batang berduri, Patah tersisih ditepi paya, Pantun dipersembah di pelosok negeri, Setia kasih pertahankan budaya. Sayang Labuan pulau di laut, Bandarnya bersih indah menawan, Salam tuan sudah disambut, Tanda kasih setia kawan. Dato Adenan pemimpin bestari, Berjasa berbakti kepada negara, Selagi ada bulan dan matahari, Setia kami untukmu Malaysia, Pak Mat ke Kuala Oya, Pak Harun ke Kuala Deli, Kalau rakyat tidak setia, Bagai meracun diri sendiri. Cenderawasih berbalung merah, Terbang mara ke pohon sena, Setia kasih menjunjung perintah, Demi negara kupertahankan nyawa. Mengangkat buah di tepi pangkalan, Bawa berniaga di bulan puasa, Semangat Hang Tuah menjadi ikutan, Setia kepada raja dan negara. Sinaran mentari menyinari bumi, Cahaya redup hujan tak jadi, Kesetiaan kami suci dan murni, Dari hidup sampai mati. Wira menyanyi Bahtera Merdeka, Perasaan bangga di lubuk jiwa, Pemuda pemudi di negara jaya, Kesetiaan bangsa untuk Malaysia. Bunga selasih di dalam raga, Buat ubat puteri rupawan, Kalau kasih sesama kita, Hidup berkat dirahmati Tuhan. Cempaka biru kembang di taman, Tersemat di baju gadis rupawan, Setia Melayu sepanjang zaman, Demi Tuanku Duli Yang Dipertuan. Bulan purnama memburu rusa, Turun membawa panah berbisa, Bukan tandanya Melayu tak setia, Walaupun dikata mudah
puisi tentang pemimpin negara